""Evaluasilah hasil belajar Anda maka Anda akan tahu sampai dimanakah penguasaan materi yang Anda pelajari""

Kamis, 02 Juni 2011

Evaluasi kelas XII Bahasa

1.   Bacalah kutipan “Keris” berikut!
Malam telah larut. Aku terbaring di atas kasur di dalam kamar. Hatiku terasa terobek dan aku merasa amat nista dan kecil dalam keluarga orang tuaku ini. Mengapa Ramanda tiada pernah memaafkan diriku?
Alangkah dosa diriku. Alangkah tidak adilnya Ramanda dan betapa sakit hatiku sekarang. Kuhamburkan tangisku di sana. Kumohon ke hadapan Tuhan berkah serta maaf. Kutangisi Prahasto yang belum memahami arti dunia ini yang sebenarnya, istriku Pratiwi, anak manusia yang telah menjadi korban kedengkian Ramanda selama ini.
(“Keris” Purnawan Tjondronegoro)

Amanat yang terdapat dalam kutipan tersebut adalah … .
a.       Maafkanlah orang tua kita seberapa pun besar kesalahannya.
b.      Janganlah melawan kehendak orang tua kita
c.       Tinggalkan orang-orang yang dibenci orang tua kita
d.      Tumpahkan duka dan bermohonlah hanya kepada Tuhan
e.       Patuhlah kepada orang tua agar mendapat warisan

2.   … Terdorong rasa kemanusiaan yang sama-sama punya hak atas hasil bumi Nusantara ini, saya berdiri. Lalu sepotong roti tawar saya comot dari piring. Lantas roti itu saya lemparkan kepadanya. Pas jatuh di lantai dekat kakinya.
Saya kira ia akan cepat-cepat menerkam roti itu dan dengan rakusnya melumat habis. Sebab ia lapar, bukan? Eh, tahu-tahunya si pengemis itu tertegun. Matanya yang tadi sayu melebihi mata seorang morphinis, kini menatap saya tajam. Sambil menyeka keringat kelaparan yang meleleh di keningnya, pengemis itu berkata dengan sopan pada saya.
“Maaf Tuan, saya memang lapar … Tetapi cara Tuan memberi saya tadi mengakibatkan saya kenyang. Terima kasih, Tuan!” Kemudian ia berlalu.
 …
Sudut pandang atau point of view yang digunakan pada kutipan cerpen di atas adalah …
a.       sudut pandang akuan, pengarang sebagai pelaku utama
b.      sudut pandang akuan, pengarang sebagai pelaku sampingan
c.       sudut pandang diaan, pengarang sebagai pelaku utama
d.      sudut pandang diaan, pengarang serbatahu
e.       sudut pandang diaan, pengarang sebagai pengamat


3. (Talenta, 2006) H.B. Yassin mengemukakan bahwa pengarang cerita ini (Y.B. Mangunwijaya) memperlihatkan pengetahuan dan pengalaman yang banyak serta pengetahuan tentang manusia yang mendalam. Nadanya di sana-sini humoristis, kadang-kadang tajam mengiris. Ia menganalisis diri dan mengejek diri tak tanggung-tanggung, suatu tanda kedewasaan jiwa. Bahasanya segar-lancar, menarik, dan kontemporer. Isinya penuh pengalaman dahsyat, keras dan kasar, tapi juga romantik penuh kelembutan dan kemesraan.


Penggalan paragraf di atas termasuk jenis karangan … .
a.       kritik
b.      esai
c.       resensi
d.      biografi
e.       narasi

4.   Sudahkah Anda mengenal Y. B. Mengunwijaya? Dia adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang terkenal. Beberapa karya sastra telah ditulisnya, antara lain Romo Rahadi (1981). Burung-burung Manyar (1983), Ikan-ikan Hiu, Ido, Homa (1983), Roro Mendut (1984), Balada Becak (1985), Genduk Duku (1985), Lusi Lindri (1986).
Di antara novel-novel Y. B. Mangunwijaya, seperti yang telah disebutkan di atas, yang sangat terkenal adalah novel Burung-Burung Manyar.

Unsur yang diresensi dalam penggalan kutipan di atas adalah… .
a.       biografi pengarang
b.      identitas pengarang
c.       kepengarangan
d.      ketenaran pengarang
e.       keunggulan pengarang

5.   Bacalah kutipan esai berikut!
Cerita kegamangan Dewi Kunthi terhadap “perang tanding” antara kedua anaknya, Karna dan Arjuna, terpresentasi bukan lewat pertunjukan wayang kulit yang umumnya dikenal orang, melainkan melalui keunikan “wayang suket”. “Suket” tidak cuma berarti rumput dalam bahasa Jawa. Ia (rumput) juga merupakan suatu kekuatan dan semangat hidup, meskipun dipotong dan diinjak-injak. Ia adalah hidup yang utuh dengan segala unsurnya; air, udara, tanah, dan sinar surya.

Penggalan esai di atas mengungkapkan … .
a.       keunikan wayang suket
b.      falsafah hidup manusia
c.       falsafah wayang suket
d.      perang tanding antara Karna dan Arjuna
e.       kegamangan Dewi Kunthi

6.   Bacalah kutipan cerpen berikut dengan saksama!
“Mohammad-San inilah rumahku.” Thoshihiko berkata ketika kami sampai di depan sebuah rumah kayu yang sederhana. Lalu berteriak, “Ibu! Ibu! Inilah tamu yang kita tunggu. Lihatlah, seorang Indonesia yang tersesat di kebun anggur Katsunama. Bukankah itu suatu penghormatan bagi kita?”
(“Potret Seorang Prajurit”, Mohammad Diponegoro)


Watak Thoshihiko dalam kutipan cerpen tersebut adalah … .
a.       ramah, baik, ceria, dan menyenangkan
b.      bahagia, senang, ceria, peduli, dan teguh
c.       teguh, kuat, baik, peduli, dan menyenangkan
d.      teguh, tabah, ramah, cerewet, dan peduli
e.       periang, pemalu, pemalas, dan cerewet

7. Bacalah penggalan cerita “Mutiara di Tengah Sawah” karya Gerson Poyk berikut!
Tiba-tiba jantungku gemetar karena sadar akan tujuan pembicaraannya bahwa dia sebagai orang dewasa tidak bisa ditipu atau dibohongi. Pastilah sekarang bagiku dia sungguh-sungguh mencurigai aku bahwa akulah yang mencuri cincin itu.

Perwatakan tokoh “aku” dapat diketahui melalui … .
a.       pikirannya
b.      perbuatannya
c.       pembicaraan tokoh lain
d.      pendapat tokoh lain
e.       ungkapan langsung pengarang



  1. Bacalah kutipan puisi berikut!
Biar susah sungguh
mengingat kau penuh seluruh
caya-Mu panas suci
            tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
(“Doa”,. Chairil Anwar)
Unsur yang menonjol pada kutipan puisi di atas adalah … .
a.       rima
b.      irama
c.       majas
d.      citraan
e.       tipografi

  1. Bacalah puisi di bawah ini!
Kisah Perjalanan
Oleh : Drajat N.

Hujan melumuri malam
Sunyi menghimpit, rindu terperah gambarmu
Masih dengan senyum manja kau hadir
Hujan mendentingkan nada swaramu : mas aku kangen
Sepi yang memagut tak menubakan gulita
Gemericik hujan menyatu dengan lagu hati
Aku melata-lata terbakar gairah cinta

Tema yang sesuai untuk penggalan puisi di atas adalah … .
a.       keindahan alam semesta
b.      kerinduan terhadap kekasih
c.       kesedihan hati yang mendalam
d.      kegelisahan yang mencekam
e.       kesepian karena ditinggal oleh pacarnya

  1. Apakah gunanya pendidikan
bila hanya mendorong seseorang
menjadi layang-layang di ibukota
kikuk pulang ke daerahnya
(“Sajak Seonggok Jagung”, W. S. Rendra)
           
Penggalan puisi di atas mengungkapkan persoalan … .
a.       manfaat pendidikan
b.      kegagalan pendidikan
c.       masalah pendidikan di kota
d.      pengangguran di kota-kota
e.       orang yang kikuk pulang ke desa

  1. Bacalah puisi karya Iyut Fitra berikut!
Daun-Daun Gugur Lagi
Bumi kembali menangis, saat letusan itu muntah
melebihi guntur siang hari, ada pekik burung-burung nazar
ada tangis murai beriuhan, dan ada kegirisan terkurung
daun-daun itu gugur, daun-daun itu gugur lagi
rebah ke pangkuan pertiwi yang belum henti membalut luka
kemudian berjuta-juta perjuangan bergelora
seakan tak akan dihentikan

Amanat yang tersirat dalam penggalan puisi di atas adalah … .
a.       renungkanlah apa yang sedang terjadi di negeri ini
b.      kita jangan melupakan jasa perjuangan para pahlawan
c.       hendaknya kita berjuang terus untuk mengatasi masalah negeri ini
d.      janganlah menyia-nyiakan pengorbanan para pahlawan
e.       negeri ini dibuat terus kacau dan tidak aman
  1. Pengiring Kehidupan

Pipi yang ranum, kulit bersih
Raut terpahat lembut, bentuk ramping
Lelap dalam pangkuan kemewahan
Terayu dalam kurungan nyaman
Usia muda lalu lewat saja
Pipi yang pucat, kulit yang muram
Wajah kusam, hilang bentuk
            Dikelilingi sanak beranak-pinak
Dipenuhi tetek bengek seharian
Setengah baya tampak membosankan
Wajah keriput, sosok membungkuk
Tunarungu telinga, cekung mata
Dikucilkan dalam pojok sepi
Senyum ompong masih terkilas
Usia lanjut paling abadi
                        (Sheila Gujral)
Dari puisi di atas didapatkan simpulan ….
a.       Yang indah akhirnya akan menjadi tidak menarik.
b.      Duniawi tidak akan kekal abadi, untuk itu janganlah menjadi kebanggaan.
c.       Duniawi hanya sebatas sebagai hiasan.
d.      Ketuaan akhirnya akan menimpa setiap orang, untuk itu tak perlu berbangga diri.
e.       Siapa saja yang dapat memanfaatkan waktu, tentu akan selamat dan abadi.

  1.          “Kau punya anak, punya istri. Dari itu kau punya pegangan hidup, punya tujuan minimal. Tapi yang terpenting kau punya tangan. Hingga kau dapat mencapai apa saja yang kau mau. Sebagai suami, sebagai ayah, sebagai manusia juga, seperti yang kita omongkan dulu, kau dapat mencapai sesuatu yang kau inginkan. Alangkah indahnya hidup ini, kalau kita mampu berbuat apa yang kita inginkan. Tapi kini tentu saja aku tak dapat berbuat apa yang kuinginkan. Masa mudaku habis sudah ditelan kebuntungan ini.”
Dan tangan itu diturunkannya lagi. Dia memandang lebih jauh melampaui balik gunung dari mana angin meniup. Kala itu aku ingin mengatakan sesuatu kepadanya. Sebuah ucapan yang indah  dan memberi semangat seperti dulu sering kuucapkan untuk anak buahku di front Barat. Tapi bagaimana aku dapat mengatakan, kalau semangat itu sendiri telah kulemparkan jauh-jauh pada suatu ketika.

Gambaran watak tokoh dalam cerpen tersebut adalah…..
a.       seorang lelaki yang bijaksana
b.      seorang ayah yang hanya pasrah pada nasib
c.       kecenderungan seseorang akan pasrah apabila dilanda musibah
d.      laki-laki yang tidak bertanggung jawab
e.       tokoh yang tidak ingin peduli dengan keluarga

  1.         Peggy memberikan gelas itu pada Jim. Dengan wajah berseri-seri Jim menerima gelas itu. Dielus-elusnya gelas itu pelan-pelan pada pipi kirinya
“Peggy, Tuan-tuan. Hari ini, hari penting. Pedang ‘lah kutarik. Dan syiir, aku putuskan tali kelaziman yang mengekang kamajuan zaman. Tahukah kenapa Amerika makin merosot sebagai negara besar? Karena rakyat tidak tahu lagi menjawab kenapa minum kopi pada waktu jam ngopi. Tidak tahu menjawab kenapa orang cuma bisa beli hot dog dan hamburger sejak dari Bowery sampai Upper-Bronx. Orang mengunyah hot dog karena di sebelah kirinya mengunyah hot dog. Orang memamah hamburger karena orang di kanannya memamah hamburger. Beo, Peggy, Beo! Monyet, Tuan-tuan, di mana-mana monyet! Tapi pagi ini, pedang ‘lah kutarik. Good- bye hot dog, farewell hamburger!

Secangkir Kopi dan Sepotong Donat karya Umar Kayam dalam Sri Sumarah.

                Amanat dalam penggalan cerita di atas adalah…..
a.       jangan suka meniru
b.      jangan suka membeo
c.       jadilah orang yang punya prinsip
d.      jadi orang harus berani mengambil sikap
e.       jangan mudah terbawa kebiasaan orang lain

  1. Yah tertawa kecil, tiada berlagu, “Engkau menempuh jalan kesenangan, aku menempuh jalan berduri, melukai seluruh jiwaku …. Aku dikawinkan dengan laki-laki yang tidak kusukai, barangkali tiada mengapa kata orang cinta baru timbul kalau sudah kawin, tapi lakiku itu sudah tua …. Dua puluh tahun beda umur kami, aku dibawanya ke Palembang. Ah, apa perlunya lagi kuterangkan panjang-panjang.”

Sesuai dengan penggalan novel tersebut yang menggambarkan keterkaitan tema dengan sosial budaya secara tepat adalah ….
a.       Hati yang hancur, perceraian pada perkawinan usia muda bisa terjadi.
b.      Liku-liku hidup berumah tangga, masalah sosial, dalam rumah tangga pasti terjadi perselisiahan.
c.       Perkawinan yang tidak bahagia dengan masalah sosial cinta biasanya timbul setelah kita saling mengenal satu sama lain.
d.      Kekecewaaan hati seorang wanita, masalah sosial meninggalkan suami sendiri.
e.       Belenggu perkawinan, jangan mengawinkan anak pada usia muda.  

16.                                Sayem:  Kami memang tidak menginginkan bintang. Kami tidak gila dengan kekayaan. Kami inginkan hidup damai penuh dengan kesejahteraan. Kelestarian alam ini, ya desa yang perlu kami jaga. Aku dibesarkan oleh harumnya nasi hasil panen desa ini. Sederhana sekali jalan pikiran kami. Kegotongroyongan kami akan hilang, hidup berdampingan kami akan luntur bila ada orang-orang semacam engkau menginjakan kaki di desa ini.
Hadi    :   Kau akan mati bersama dengan pendirian.
Sayem :   Atau sebaliknya, engkau akan digilas oleh perbuatanmu.

Dalam penggalan drama di atas tokoh Sayem mempunyai watak ….
a.       teguh pada pendirian
b.      keras kepala
c.       kolot dan kuno
d.      berpikir dinamis
e.       berpikir modern

  1. Mendengar itu gelak beralih orang tadi seraya berkata,”Manalah Tuan Siti beri jelas hamba bertanya dari mana Tuan ini datang, raja di mana ayah Tuan, putri yang mana ibu Tuan, di mana rumah tangga Tuan, negeri apa yang dijelang, mengapa sampai kemari ke dalam rimba sunyi senyap ke tasik tempat jin dan peri, tempat dewa bercengkrama, tanah tempat orang halus. Siapa gerangan teman berjalan di mana dayang dan pengiring?”
“Ah, Tuan baru orang datang, usah puji diperbanyak juga tak ada orang yang mendengar, tidak kah nada yang tergelak. Sejak tadi hamba katakan, hamba makhluk hina dina, tidaklah hamba anak raja, bukan hamba seorang putri di mana akan dapat dayang pengiring. Hamba ini anak orang dusun, ayah tidak orang ternama, ibu tidak orang bertuah, datang kemari sebab sesat, sesat mencari kayu api, tidak teringat jalan pulang, telah serantau hamba berakit, sebuah bukit terlampaui, telah penat pula berjalan, namun dusun bertemu tidak.
Cerita Putri Seri Laut, Kesusastraan Indonesia

Majas yang sejenis dengan majas yang terdapat pada paragraf kedua pada kutipan tersebut adalah ….


a.       Pada masa dewasa itu ia memandang dengan tenang ke laut yang lebar itu, ke sana ke antara langit dengan laut ke tempat awan berarak 
b.      Kalau ia senyum gelak Nabi, berlubang semut di pipinya, terjuntai dagu bulat kecil bagai lebah sedang bergantung, pipinya kuning langsat.
c.       Takut hamba akan berkata, cemas mulut akan terdorang, awak hina pengajar kurang, tak tahu di adat dan lembaga, tak pandai berbudi bahasa.
d.      Di tasik indah cemerlang, pantai berkilat bagai cermin di tebing tinggi sehasta, di bawah pohon cemara, duduklah seorang gadis remaja.
e.       Ia duduk sambil berjuntai menggoyang-goyang kaki, sedangkan ombak memecah ke tepi datang mengusap-usap kakinya.

  1. Sajak Dalam-dalam
dalam laut ada tiram
dalam tiram ada mutiara
dalam mutiara: ah tak ada apa
            dalam baju ada aku
            dalam aku ada hati
            dalam hati: ah tak apa jua
dalam syair ada kata
dalam kata ada makna
dalam makna: mudah-mudahan ada Kau
 Ismed Natsir

Unsur intrinsik  yang mendalam dari penghayatan puisi di atas adalah ….
a.       pilihan kata yang berakhiran tidak sama
b.      pengungkapan makna yang bernilai religius
c.       melukiskan nilai-nilai tiram mutiara
d.      melukiskan baju yang dikenakan
e.       bait-bait yang terdiri atas 3 (tiga) larik

  
  1. Bercermin di Laut
Kemarin aku masih bercermin di laut ini
mencari hakikat aku yang lama terpasung
oleh kalut kabut-kabut nistamu
sampai kini tumpukan buku-buku belum mengaku
Syauqy Alief Attar

Penyimpangan kaidah bahasa baku dalam penggalan puisi di atas terdapat pada kata….
a.       kemarin dan bercermin
b.      bercermin dan tumpukan buku-buku
c.       hakikat dan terpasung
d.      kalut kabut-kabut dan nistamu
e.       sampai kini dan belum mengaku
 
  1. Kanjat berdiri beku. Namun tangannya gemetar marah. Matanya menyala dan urat tangannya menggumpal. Ia pun merasa amat tersinggung karena Mayor Brangas memperlakukan dia sebagai tersangka penjahat;  menanyai dan mencatat identitas, alamat, pekerjaannya. Kemudian Kanjat melihat dengan hati luluh Lasi yang terus menangis dan kelihatan tak kuasa menolak perempuan gemuk itu.
 Belantik, Ahmad Tohari
           
Karakter tokoh dalam penggalan novel tersebut diungkapkan melalui…..
a.       jalan pikiran tokoh                                   
b.      penuturan langsung tokoh            
c.       gambaran perilaku tokoh
d.      lingkungan kehidupan tokoh
e.       pembicaraan tokoh lain



21.“Aku akan datang kepada orang tuamu. Aku akan melamarmu, Tari!”
Kuntari menatap Gagar dengan perasaan haru. Kuntari bangga akan kejujuran dan ketegasan pemuda itu. Tapi, mungkinkah cita-cita Gagar bakal tercapai?
Pertanyaan itu membikin Kuntari gelisah siang-malam. Kuntari tahu bahwa Lurah Kamsadi, ayahnya, tidak akan gampang melepaskan anak perempuannya dipinang pemuda miskin macem Gagar.
“Berapa umur sampeyan, Nak Gagar?” tanya Lurah Kamsadi. Dihadapannya tampak Gagar bersama Mak Surti – ibunya yang sudah janda. Mereka datang untuk meminang Kuntari.
“Delapan belas tahun, Pak.”
“Sampeyan sudah bekerja?”
“Sudah, Pak.”
“Di mana?”
“Saya biasa bekerja serabutan. Buruh.”
(Ketika Senja Memerah, - Sugeng Riyadi)
Kalimat yang sesuai untuk menggantikan pertanyaan Lurah Kamsadi kepada Gagar “Di mana?” dalam kutipan tersebut adalah … .
a.       “Sebagai apa?”
b.      “Apa kerja Sampeyan?”
c.       “Bekerja apa saja?”
d.      “Berapa gaji sampeyan?”
e.       “Di perusahaan mana?”

22. SOSOK HITAM TAK DIKENAL
Satu hal lagi yang menarik dari buku ini adalah adanya gambar-gambar hitam putih di tiap penggalan cerita. Meski bukan dimaksudkan sebagai buku cerita bergambar (cergam), memperkaya isi buku dengan gambar membuat cerita ini makin menarik. Penggambaran karikatural ini sangat memudahkan siapa pun pembacanya untuk meng-imajinasi-kan suasana kejadian dan terlibat dalam cerita.
“Jadi Anda ini … hantu?” tanya Herbert curiga.
“Betul … jika kau tidak berkeberatan.”
“Lalu kenapa Anda hitam? Kusangka hantu itu selalu putih … “ (hal. 108). Berhasilkah si Hantu cilik kembali menjadi putih?
(oleh : K. D. Somat)
Penggalan resensi buku tersebut mengulas tentang  unsur … .
a.       identitas buku
b.      tujuan resensator
c.       kelebihan isi buku
d.      kelemahan isi buku
e.       kesimpulan dan saran
23. Laskar Pelangi tidak sekedar bercerita. Novel ini mampu memberikan motivasi baru dan harapan baru bagi banyak kaum miskin yang umumnya tak mampu menikmati kemajuan dunia pendidikan. Bagi guru, novel karya Andrea Hirata ini tentulah akan memberikan pencerahan atas metode pembelajaran agar tidak terkungkung dalam tembok kelas.

 Kutipan di atas merupakan kutipan karangan berjenis … .
a.       esai
b.      kritik
c.       resensi
d.      polemik
e.       opini

24. Tak dapat dipungkiri, karya sastra merupakan salah satu bentuk pendokumentasian kenyataan yang bisa sangat berguna dalam memahami suatu peristiwa. Oleh karena itu, pendokumentasian karya sastra yang berkait dengan peristiwa besar sejarah perlu dilakukan. Bertolak dari kesadaran itulah, Fika Kiki Ayu mengumpulkan cerpen-cerpen yang berkisah tentang tragedi Mei 1998.



 Paragraf di atas merupakan kutipan bagian … resensi buku sastra.
a.       identitas pengarang
b.      kelebihan buku
c.       tujuan pengarang
d.      saran penulis resensi
e.       latar belakang penulisan buku

25.  Bacalah penggalan teks drama berikut ini!
(telepon berdering, Kring … Kring … Kring … )
Dokter       : (Tampak lelah dan masih mengantuk, menerima telepon) Ya, halo … dari kantor  kecamatan? Ya. Kecelakaan luka berat, ya, ya, ya … Halo!
Istri           :   (cepat-cepat mendekati suami) Apa mau pergi juga?
Dokter      :   Ya, ada kecelakaan berat di depan kantor kecamatan.
Istri           :    Tidak usah! Tidak perlu, mana hujan lebat. Jaga kesehatannya sendiri. Biar orang itu ke rumah sakit saja.
Dokter       :     . . .

Kalimat berikut yang paling tepat untuk melengkapi dialog di atas adalah … .
a.       Jangan begitu Bu, aku kan dokter!
b.      Kenapa sih Ibu begitu?
c.       Kita harus manusiawi, dong!
d.      Aku pergi ke sana dulu, ya?
e.       Tunggu sebentar saya pasti datang!

26. Cermatilah penggalan drama berikut!
Dalijah             :  Mau ke mana, Kang?
Kadis               :  Ke kota. Pengajian Kiai Dofir. Kan hari Sabtu.
Dalijah             : Kemarin kau sudah ke kota, ngaji juga. Masa tiap hari ke kota    ngaji terus- terusan!
Kadis               : Kemarin Kiai Humam. Sekarang Kiai Dofir. Kan lain?
Dalijah             : Bukan kiai siapa-siapa, tapi di rumah tidak ada beras. Uang sekolah anak-anak juga belum dibayar.
Kadis               : Jangan kuatir, Ijah. Dari kota aku mesti bawa duit. Dan nanti siang aku makan di pondok Kiai Dofir.      
Dalijah             : Berapa banyak uangnya, Kang?
Kadis                : Nah begitu pertanyaan orang yang tidak pernah mengaji. Rezeki   Tuhan itu tidak bisa diduga dari mana dan kapan datangnya.

Perbaikan dialog yang bercetak miring adalah … .
a.       Kapan uang itu, Kang?
b.      Uang dari mana?
c.       Lho, kok tiba-tiba dapat uang?
d.      Apa uangnya Kiai Dofir itu banyak?
e.       Siapa Kiai Dofir itu, Kang?

27. “Gagar!”
“Selamat tinggal, Tari.”
“Gagar!”
“Jemputlah aku dua tahun lagi …”
“Gagar!”
Perlahan-lahan Gagar melangkah mundur sambil melambaikan tangan. Ketika dia membalikkan badan ke arah yang berlawanan, ayun kakinya tampak gontai. Kuntari cuma bisa menggigit bibir. Ingin rasanya dia meneriaki Gagar agar lelaki itu tidak jadi pergi. Tapi tenggorokannya seperti tersumbat.
Pulang sendirian melewati jalan desa yang berbatu di senja itu, serasa Kuntari tidak berpijak di atas bumi. Pikirannya melesat menelusuri hari-hari yang telah lewat. Mengenang perjalanan asmaranya bersama lelaki yang baru saja pamit meninggalkannya.
Gagar adalah teman sepermainan Kuntari sejak masa kanak-kanak. Rumah Gagar tidak jauh dari rumah Kuntari. Semenjak masa kecil dulu. Gagar sudah getol mengayomi Kuntari. Gagar tidak pernah membiarkan Kuntari menangis karena dijahili anak laki-laki sebayanya. Kuntari merasa aman berada di samping Gagar.

Berdasarkan urutan peristiwa yang diungkapkan, penggalan cerpen tersebut termasuk beralur … .
a.       progresif
b.      regresif
c.       flashback
d.      renggang
e.       campuran

28. …
“Mereka tidak membayar ongkos!” cetusku selang kemudian.
“Kenapa, Nak?”
“Anak-anak sekolah tadi tidak bayar ongkos,” kataku mengulang. Bapak sopir tua itu tersenyum. Ia memperlambat laju angkotnya.
“Bapak sudah tahu, Nak. Biar sajalah, percuma meladeni mereka. Rizki mah Gusti Allah yang mengatur.”
Lewat cermin itu, aku memperhatikan dengan seksama sorot mata yang sayu dan tidak jernih lagi, serta kerut-kemerut kulit wajahnya. Terbaca guratan-guratan perjuangan yang keras di sana, sebentuk kematangan hidup.

Pernyataan yang sesuai dengan kutipan cerpen di atas adalah …
a.       Sopir angkot jangan terlalu memikirkan besarnya ongkos yang dibayarkan penumpang.
b.      Banyak anak sekolah yang tidak mau membayar ongkos naik angkot.
c.       Para sopir angkot pasti memiliki kematangan hidup.
d.      Perjuangan hidup yang keras dapat membentuk kematangan hidup.
e.       Rezeki tidak perlu dicari karena Tuhan telah mengaturnya.

29. Bacalah kutipan berikut dengan saksama!
“Oo, kau marah, Pak Tua? Ah, sudah tua suka marah-marah!”
“Huss! Apakah kau anggap aku ini pak tuamu?”
“Aku bukan kangmasmu!” bentak kakek-kakek itu lagi.
“Oo, iya! Tentunya aku harus memanggilmu mbah, ya!
Aku lupa, sungguh. Tapi sebetulnya awal tadi telah aku ingatkan jika aku bersalah. Siapa bersalah wajib diingatkan. Jika tidak demikian? Coba gambarkan, betapa banyak kesalahan yang akan kuperbuat selanjutnya.”
Kakek itu tertunduk. Wajahnya berubah terang. Lalu bicara dengan suara yang tak berdaya. “Betulkah bicaramu? Aku sudah tampak sangat tua?”
“Mengapa?”
“Pantas aku dipanggil mbah?”
“Hi-hi-hi! Pertanyaanmu itu! Kau sekarang kentara sekali merasa sedih! Mengapa? Apakah karena umurmu yang lanjut, apa karena tidak tahu bahwa kau sudah tua?”
“Jangan bersenda gurau, Kenes, aku betul-betul bertanya!”
(Tikungan di Dekat Bendungan oleh St. Ismariasita)

Tema yang paling tepat untuk penggalan cerpen tersebut adalah … .
a.       bahwa orang yang lebih muda usianya wajib menghormati yang lebih tua
b.      bahwa setiap orang harus menyadari kesalahannya
c.       bahwa siapa saja yang bersalah wajib diingatkan oleh orang yang mengetahuinya
d.      bahwa anak muda harus mengalah kepada yang tua
e.       bahwa orang yang bersalah harus meminta maaf


Bacaan untuk soal nomor 30 dan 31!
30. Selamat Tinggal Indonesia.
Esok-esok, entah bila, saya akan kembali ke haribaanmu. Jika engkau, amboi, negeri tumpah darah yang negeri leluhur, benar-benar damai: tiada badut-badut yang membuat saya syok dan deg-degan. Sebab, bagaimanapun, negeri Belanda hanya sebuah tempat tinggal, bukan tempat untuk meninggal. Nanti, saya ingin pulang ke Indonesia untuk berpulang di situ.
                                                            Ca-Bau-Kan, Remy Silado

Bagian yang sarkastis dalam penggalan novel di atas terungkap dalam pernyataan….
a.       Esok-esok, entah bila, saya akan kembali ke haribaanmu.
b.      Jika engkau, amboi, negeri tumpah darah yang negeri leluhur.
c.       Nanti, saya ingin pulang ke Indonesia untuk berpulang ke situ.
d.      Benar-benar damai: tiada badut-badut yang membuat saya syok dan deg-degan.
e.       Sebab, bagaimanapun negeri Belanda hanya sebuah tempat tinggal, bukan tempat untuk meninggal.

31. Unsur ekstrinsik nilai yang terkandung dalam penggalan novel tersebut adalah….
    1. etika                c.         patriotisme                  e. budaya
    2. politik              d.         sosial

32. Bacalah cerpen berikut dengan saksama!     
Warga kampung makin terheran-heran ketika kemudian menemukan pesan Slamet tertulis pada selembar kertas yang tergeletak di pintu masjid:
            Assalamu’alaikum,
            Bapak-bapak dan ibu-ibu tidak perlu repot-repot memikirkan makan saya lagi. Juga tidak perlu susah-susah memindahkan saya ke masjid lain. Sebab, sang gendon kini telah berubah menjadi kwangwung. Dengan sayapnya kini sang kwangwung terbang ke langit. Terima kasih atas semua makanan yang diberikan kepada saya selama ini. Semoga Allah membalas dengan setimpal.
            Wassalam.
            (Slamet)
            ….
            Wali Tiban, Ahmadun Yosi Herfanda
            Kalimat yang tepat untuk mengakhiri cerpen tersebut adalah….
a.       Warga kampung terperanjat dengan kehadiran surat Slamet, Si Wali Tiban yang begitu membuat hati trenyuh bapak-bapak dan ibu-ibu sekitar masjid.
b.      Kita relakan kepergian wali tiban, sang kwangwung terbang ke langit. Semoga Allah mengampuni segala dosanya.
c.       Memang hebat Slamet, si wali tiban. Dia telah mampu berubah menjadi kwangwung untuk terbang ke langit dengan membawa segala asa.
d.      Lelaki tunanetra itu telah mampu melepaskan diri dari ketergantungan orang lain yang selama ini memberinya makan dan memindahkannya ke masjid lain.
e.       Warga kampung semakin yakin bahwa lelaki tunanetra itu benar-benar wali tiban yang raib kembali karena tugasnya di masjid tua tersebut sudah selesai.

33.      “Dayat,” Don bicara dengan agak keras dan menggerakkan pantatnya, lalu bersender. “Ini dari saya, Dayat. Dari Don. Ini tanda terima kasih saya. Tanpa kamu, Dayat, tanpa kalian berdua, aku tidak akan bisa berhasil, tidak akan bisa maju usaha kami di sini, “ Hidayat menggelengkan kepalanya.
      “Tidak, Don. Bukan begitu. Boleh jadi aku benar telah membantumu, Don. Tapi…., ini tidak, Don. Terima kasih. Sungguh terima kasih atas budi baikmu. Maaf, kami tidak bisa menerima barang segini mahalnya darimu.”

Pada kutipan tersebut, Don dan Dayat dua orang yang sangat baik, watak mereka dilukiskan oleh pengarang melalui …..
a.       dialog antar tokoh
b.      lingkungan tokoh
c.       pembeberan pengarang
d.      pikiran-pikiran tokoh
e.       tanggapan tokoh lain



34. Sedari mudaku aku di sini, bukan.Tak kuingat punya istri, punya anak, punya keluarga, seperti orang-orang lain, tahu? Tak kupirkan hidupku sendiri. Aku tak ingin jadi kaya, bikin rumah. Segala kehidupanku, lahir batin, kuserahkan pada Allah Swt. Tidak pernah aku menyusahkan orang lain. Lalat seekor aku enggan membunuhnya. Tapi kini aku dikatakan manusia terkutuk. Umpan neraka. Marahkah Tuhan kalau itu yang kulakukan, sangkamu? Akan dikutukinya aku kalau selama hidupku aku mengabdi kepada-Nya? Tak kupikirkan hari esokku, karena aku yakin Tuhan itu ada dan pengasih dan penyayang kepada umatnya yang tawakal. Aku bangun pagi-pagi. Aku bersuci. Aku pukul bedug membangunkan manusia dari tidurnya, supaya bersujud kepada-Nya.
Robohnya Surau Kami: A.A. Navis
     
Nilai yang terkandung dalam cerpen di atas adalah ….
      a. moral           b. sosial           c. agama          d. budaya        e. estetika


35. Aku dan Marno menarik bom peledak dan pasukan lainnya bertempat agak jauh di seberang jalan di balik tanggul sawah yang agak tinggi letaknya, bersenjatakan stengun-stengun dan sebuah brengun untuk mengacaukan pengawal-pengawal konvoi dan melindungi pengunduran diri yang menarik pasangan-pasangan.
Di Kaki Merapi, Trisno Yuwono
     
Latar yang diceritakan dalam kutipan tersebut adalah ….
a. markas tentara                     c. rakyat zaman Jepang                     e. kesengsaraan
b. situasi peperangan               d zaman penjajahan Belanda

36. Bahkan debu mutlak memerlukan ruang, apalagi manusia. Lalu ke mana kelak gadis yang bernama Ny. Tallis pergi? Memang beberapa tahun yang lalu dia sudah lulus SMA dengan nilai sangat baik, meskipun boleh dibilang dia tidak mempunyai buku. Dan memang dia tidak masuk universitas karena dia tidak mempunyai uang. Untuk mencari kerja  dia harus ke Surabaya atau Jakarta. Untuk mengurus surat-surat lamaran, kemudian datang menghadapi wawancara di Surabaya atau Jakarta, dia juga tidak mempunyai uang.
Masih ada satu lagi halangan. Ibunya tidak pernah melepas dia untuk pergi terlalu jauh. Dan masih satu lagi. Setelah mengucapkan beberapa mantera untuk mohon petunjuk para arwah  halus, baik ibunya maupun dia sendiri merasa mendapat petunjuk agar dia tetap tinggal di rumah. Begitulah.
                                                                                                Ny.Talis, Budi Darma

            Konflik dalam penggalan novel tersebut adalah….
a.       Ny. Talis tidak mempunyai uang untuk melanjutkan kuliah.
b.      Aktivitas Ny. Talis selalu diganjal oleh ibunya yang masih kolot.
c.       Berbagai halangan yang membuat Ny. Talis putus asa.
d.      Halangan-halangan yang dihadapi Ny. Talis dalam menentukan langkah masa depannya.
e.       Ny. Talis tidak mempunyai cukup modal untuk menentukan langkah masa depannya.

37. Yang Kami Minta Hanyalah
Yang kami minta hanyalah sebuah bendungan saja
………………….
Tentu bapa telah melihat gambarnya di koran kota
Tatkala semua orang bersedih sekadarnya
Dari kaki langit ke kaki langit air membusa
Dari tahun ke tahun ia datang mukamu
Sejak dari tumit ke paha, lalu lewat kepala menyeret semua
Bila air surut tinggalkan angin menudungi kami
                                                                  Benteng, Taufik Ismail



Diksi yang tepat untuk melengkapi bait puisi di atas adalah…
a.       Penawar musim kemarau dan tangkal bahaya banjir
b.      Untuk menangkal air bah dan lumpur memancur
c.       Terbebas dari banjir lumpur, air bah juga terbendung
d.      Untuk menampung air dan Lumpur
e.       Agar terbebas banjir dan lumpur

38. ﺒﺎﻮﻍ  ﻣﻳﺮﻩ

Aksara Arab Melayu di atas dapat dibaca….
a.       bawang murah                   c.. buang merah                       e. bawang merah
b.      bunga merah                      d. bangau merah

39. Penulisan  kata majemuk dalam aksara Arab Melayu yang tepat adalah….
a.     ﻫﻠﺒﺎ ﻠﻎ

b.   ﻤﻴﺋﻐﮑﺄﺑﻮ

      ﻓﺮﺒﺎﻛﺎﻞ   .c

d.     ﻤﺘﺎﻫﺮﻱ

ﻤﻨﮑﺎﻻ   .e

40.  Hancur badan dikandung tanah.
Penulisan kalimat di atas ke dalam aksara Arab Melayu yang tepat adalah….
a.       ﻫﺎﻨﭼﻮﺮﺑﺪﻦ ﺪﻛﻨﺪﻍ ﺗﻧﻪ
b.      ﺤﻧﭽﻭﺭﺑﺎﺪﻥ ﺩﻛﺎﻧﺩﻭﻍ ﺗﺎﻧﻪ

c.       ﻫﻧﭼﺮﺑﺪﻥ ﺩﻛﻧﺩﻍ ﺗﻧﻪ
d.      ﻫﻧﭼﻭﺮﺑﺎﺩﻦ ﺪﻱﻛﻧﺩﻮﻍ ﺗﻧﻪ
e.       ﻫﻧﭼﺮﺑﺎﺪﻦ ﺩ ﻛﻧﺪﻍ ﺗﺎﻧﻪ